Rabu, 05 November 2008

Balon... balon....siapa beli balon...??

Entah sejak kapan Ratih kecilku yang sekarang ini 3.5th kenal jualan. Setiap ada barang apapun dihadapannya selalu saja ada idenya untuk jualan. Lihat saja aksinya ketika dia memegang boneka kayu berupa kucing-kucing kecil yang berwarna-warni. Dengan berlari kesana kemari dia menawarkan kesemua orang yang dijumpainya.

"Ibu beli balon?", penawaran pertama jatuh pada ibunya yang sedang duduk di kursi depan. "tidak", jawab ibunya singkat. Rupanya sikecil ini tidak menyerah begitu saja, "Ibu mau balon yang merah atau yang biru?, balonnya bagus-bagus lho...", kejarnya lagi. "Ayo...ibu beli balonnya Ratih dong...kan Ratih jualan", pintanya sekali lagi. Akhirnya ibunya yang dari tadi hanya memperhatikan terusik juga, "ya udah ibu beli balon yang merah aja, harganya berapa?". "Enam ribu", jawab sikecil cepat, kemudian dengan cepat juga dia mengambil balon merah dari genggaman lalu diberikan ke ibunya, setelah itu mengambil sesuatu dari kantong bajunya dan diberikan juga ke ibunya sambil bilang,"nih uangnya". "Lho, kan ibu yang beli, jadi ibu yang harus bayar ke Ratih", jelas ibunya. "Nggak, ini balonnya, ini uangnya, Ratih aja yang bayar", jelas sikecil gak mau kalah.

Saya yang dari tadi memperhatikan hanya bisa tersenyum melihat tingkah polah sikecil ini. Mungkin di benak dia, bahwa jualan itu mesti ada penjual, ada pembeli, ada barang yang dijual dan ada bayar membayar yaitu serah terima uang. Terlepas siapa yang harus membayar dan siapa yang harus terima uang dia belum ngerti....he...he....namanya juga anak-anak. Memang menarik dunia anak-anak, lucu, alami, tidak ada rekayasa, penuh kepolosan.

Satu hal yang saya perhatian adalah, dia tidak akan bergeming kalau belum terjadi deal transaksi. Dengan segala upaya dan kemampuannya dia tetap terus menawarkan dagangannya. Setelah terjadi transaksi barulah dia beranjak dan mencari calon customer selanjutnya. Sasaran berikutnya tentu saja saya yang dari tadi duduk memperhatikan dari samping pintu.


Tidak ada komentar: